Rabu, 16 Maret 2016

Sumber Manik, Uji Kuatnya Kakimu Temukan Indahnya Alam Nganjuk yang Tersembunyi

Minggu (13/3/2016), kami bertiga (Kamandoko, Topik dan Saya) berkumpul di kediaman Anwar Khusaini yang terletak di Desa Ngepeh - Loceret, 1 kilometer dari monumen Dr. Soetomo. Sudah lama kami tak berjumpa dan duduk ngopi bersama apalagi ngalas bersama, mengingat dulu kami sering melakukan kegiatan di hutan bersama waktu SMK. Obrolan garing mulai terjadi, guyonan2 yang mengingatkan kisah lucu saat SMK pun muncul. Dan akhirnya kami memaksa Kusen (panggilan untuk Anwar Khusaini) untuk ikut kami mencari keberadaan Air Terjun Sumber Manik yang akhir2 ini sedang diekpos oleh warga media sosial Nganjuk. Tanpa ba bi bu yang panjang, Kusen pun mengiyakan ajakan kami, yang memang sudah lama kita nggak ngalas bareng. Tanpa persiapan apapun akhirnya kami berempat memulai perjalanan menuju Air Terjun Sumber Manik pada pukul 10 lebih beberapa menit.

Perjalanan dimulai dari Ngepeh, melewati Desa Mojoduwur kemudian menuju Desa Ngetos yang merupakan lokasi dari Air Terjun tersebut. Setelah melakukan perjalanan kurang lebih 20 menit akhirnya kami berhenti karena kami tidak tahu lokasi Air Terjun tersebut dan memutuskan untuk bertanya kepada orang tua yang kebetulan sedang beristirahat dari perjalanannya membawa rumput. Beliau bilang jalan yang kami ambil salah, jalan menuju Air Terjun Sumber Manik sudah terlewat jauh, kami sedang berada pada jalan menuju Hargo Jali. Dari penuturan orang tua tersebut Hargo Jali adalah makam dari sesepuh Desa,  yang kerap dikunjungi orang-orang dari berbagai kalangan yang terletak di tengah hutan. Tanpa pikir panjang si Kusen dengan rasa penasarannya memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya menuju Hargo Jali dan menomorduakan tujuan semula kami ke Air Terjun Sumber Manik.

Setelah berpamitan dengan orang tua yang kami temui tadi, kami ikuti Kusen menuju jalan yang katanya adalah jalan menuju Hargo Jali. Jalan yang kami lalui sangatlah jelek, sebagian besar masih makadam tapi .pemandangan alam yang kami lewati sungguh tak kalah dengan pemandangan alam yang biasa kami temui di perjalanan menuju Malang. Ternyata Nganjuk juga punya alam yang begitu indah. Kurang lebih 30 menit kami dalam pencarian, akhirnya kami sampai di Hargo Jali. Di sana tampak kerumunan orang yang tak sedikit. Berdasarkan informasi dari salah satu pengunjung, ternyata di sana sedang ada outbond yang diselenggarakan oleh Kecamatan Ngetos.


Setelah memarkir kendaraan kami, kami melanjutkan perjalanan menuju makam Hargo Jali dengan jalan kaki. Karena tak lagi memungkinkan untuk menggunakan kendaraan. Keringat bercucuran men, tangga yang harus kita lalui sangat panjang, licin dan terjal. Untuk orang yang sudah lama tidak ngalas sangatlah berat. Setelah sampai di dasar, kami tidak menemukan makam Hargo Jali, kami hanya menemukan sebuah masjid yang sedang dipenuhi peserta outbond. Jadi di sini kami hanya menikmati keindahan alam yang disuguhkan di sekitar lokasi makam Hargo Jali. Setelah puas, akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Air Terjun Sumber Manik.Untuk menuju parkiran ternyata membutuhkan energi yang ekstra ketimbang turun dari parkiran. Kepala sempat pusing dan berat. Namun hujan mulai turun dan membuat kami bergegas meninggalkan Hargo Jali dan melanjutkan ke Air Terjun Sumber Manik.



Setelah 30 menit bertolak dari Hargo Jali akhirnya kami menemukan spanduk yang bertuliskan Air Terjun Sumber Manik. Kemudian kami berhenti, ternyata di dekat spanduk tersebut terdapat petunjuk arah menuju Air Terjun tersebut. Tanpa pikir panjang, kami langsung ikuti petunjuk arah tersebut. Kurang lebih 20 menit dari petunjuk arah tersebut akhirnya kami sampai di parkiran Air Terjun. Jalan menuju parkiran ini tak kalah beratnya dengan jalan menuju Hargo Jali tadi, karena memang masih full makadam dan licin jika terguyur hujan.

Setelah sampai di parkiran, kami tak langsung melanjutkan perjalanan menuju Air Terjun. Namun kami memutuskan untuk istirahat sejenak di penjual es yang berada di parkiran untuk melepas dahaga dan lelah kami dengan segelas es teh dan secangkir kopi untuk Kusen. Dari hasil percakapan kami dengan penjual es tersebut, Air Terjun masih terletak kurang lebih 1-2 km dari parkiran. Itu artinya kita harus berjalan sejauh itu untuk menuju Air Terjun. Pantang pulang sebelum perang, pantang kering sebelum basah (peribahasa mana coba). Setelah sempat ragu mau lanjut atau tidak, akhirnya kami tetap lanjut menuju air terjun setelah kami rasa dahaga dan lelah sudah berkurang.

Sesuai dugaan, jalan yang harus kami lalui  mudah, kami harus berjalan ditengah sawah yang naik turun. Sesaat kami berhenti karena kelelahan. Namun setelah berjalan kurang lebih 30 menit akhirnya kami sampai di air terjun. Segala lelah dan dahaga mendadak sirna setelah kami melihat begitu alaminya air terjun ini. Walaupun tak setinggi Sedudo yang merupakan ikon wisata Nganjuk. Rasa lelah kami terobati setelah terguyur air terjun Sumber Manik dan mandi di bawahnya.








Setelah kami rasa cukup mandi dan foto2nya, akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke atas karena arus sungai sudah mulai deras dan hujan sudah menunjukkan kedatangannya. Lelah dan penasaran kami terobati sudah dengan sajian alam yang begitu alami di pejalanan dan di lokasi Air Terjun. Selamat mencoba!