Selasa, 15 November 2016

Kakak Terbaik

Seorang wanita kelahiran 87, gendhut namun tetap manis. Dikaruniai seorang putri yang begitu cantik dengan lesung pipit di pipinya. Itulah kakakku, musuh berantemku dikala aku masih kecil hingga aku SMP. Tepatnya aku kehilangan teman duel ketika kakakku ini memutuskan untuk merantau ke negeri seberang setelah dia lulus SMK.



Semenjak kepergiannya ke negeri seberang aku yang notabene anak kedua menjadi seperti anak pertama, menjadi sok pengatur pada kedua adikku. Sepulangnya dari negeri seberang penampilannya berubah derastis. Dulu yang masih kumel, cupu berubah menjadi wanita yang begitu cantik dan langsing. Berbeda dengan sekarang, setelah menikah kini menjadi padat penuh berisi namun tetap manis karena lesung pipitnya.

Cukuplah kubahas tentang fisiknya. Sekarang aku kepengen bahas sifatnya. Kakakku ini berbeda 360 derajat dengan diriku. Ada yang bilang aku begitu kalem dan penyabar dan berbeda sekali dengan kakakku yang kaku dan kadang mudah disulut api amarah. Melihat keluarga atau adiknya dilecehkan atau direndahkan orang, begitu mudahnya dia emosi. Mungkin itu jiwa kakak yang notabene ingin menjadi pelindung bagi adik-adiknya.

Aku sangat mengerti dibalik sifat kaku kerasnya terdapat hati yang begitu tulus mencintai keluarga dan adik-adiknya. Aku sangat merasakan itu. Sekalipun dulu ketika kecil aku hampir tiap hari menangis oleh cakaran kukunya karena berantem adalah rutinitas pada kala itu. Aku sangat yakin hatinya begitu lembut dan begitu tulus untuk keluarga. Aku sangat merasakan itu ketika dia mulai berkeluarga dan kita tak lagi serumah. Aku selalu merindukannya.

Jarak fisik kita mungkin sangat jauh, namun hati kita mungkin sudah terhubung. Kadang ketika hati ini sedang rindu, dia tiba-tiba menelepon adiknya ini. Mungkin dia juga merasakan hal yang sama. Ikatan batin yang kuat antara adik dan kakak. Kadang ketika adiknya sedang galau, tiba-tiba dia muncul di telepon membuat suasana menjadi ceria. Tak pernah kulihat beban di wajahnya ketika aku bertemu dan bercanda ria. Padahal aku sangat tahu masalah yang sedang dihadapinya enggak kecil.

Semoga Allah selalu menjagamu wahai kakak terbaikku.

1 komentar:

Tinggalkan komentar Anda setelah Anda membaca tulisan saya. Anda bebas menggandakan artikel dari blog ini asal tuliskan tautan balik blog ini.Terima kasih atas kunjungan teman-teman.