Jumat, 13 September 2013

Inilah Aku, Sejarah Hidup, Karir dan Sedikit Tentang Hati

Jari ini serasa ingin kembali menari-nari di atas papan ketik lagi. Semangat untuk menulis mulai tumbuh lagi. Semoga blog yang sudah horror ini kembali ramai dengan coretan-coretan original dari blogger kota bayu ini. Di kesempatan ini aku akan menulis banyak tentang diriku. Walau sebenarnya tidak cukup untuk dituliskan dalam satu posting saja.

Perkenalkan, Aku Imam

Nama lengkapku Imam Thoib. Nama ini bukanlah nama asing di telinga orang-orang. Karena mungkin nama ini lumayan terkenal. Aku dilahirkan di kota kecil di tengah Jawa Timur. Tepatnya di Kota Nganjuk, lebih populer dengan sebutan Kota Angin atau Kota Bayu. Memang angin di kotaku sungguh luar biasa. Kembali ke masalah kelahiranku, kata Ibundaku aku dilahirkan di seorang bidan bernama Bu Ninik di desa tetangga. Aku dilahirkan di tengah malam, saat hujan deras dan lampu mati. Kata ibuku si bidan lupa membersihkan hidungku, sehingga sampai saat ini aku mengalami masalah dengan pernapasanku. Cukup berat untuk mengambil napas sampai saat ini, dulu pernah asma ini membuatku 1 bulan tidak masuk sekolah. Aku dilahirkan sebagai anak kedua dari 4 bersaudara. Saat ini kakakku sudah memiliki kehidupan sendiri dengan suaminya, Aku dan dua adikku tinggal bersama kedua orang tuaku di sebuah rumah kecil di Desa Sukorejo Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk. Sebuah desa kecil yang tak jauh dari pusat kota Nganjuk, namun sangat sepi.

Masa SD
Kenapa langsung cerita masa SD? Ya, karena aku tidak mengenyam pendidikan di TK. Kata ibuku dulu, saat mau didaftarkan ke TK, quotanya sudah penuh. Saat itu hanya ada satu TK di desaku, beda dengan sekarang. Karena quota sudah penuh, aku dititipkan ke SD Sukorejo 1. Maksud ibuku aku hanya dititipkan, tidak boleh dinaikkan, karena umurku saat itu baru 5,5 tahun. Namun kenyataan yang terjadi bertolak belakang, aku mendapat peringkat 1. Tak mungkin guruku tidak menaikkanku. Akhirnya aku berlanjut ke tingkat selanjutnya dengan umur yang bisa dibilang paling muda. Kata ibuku waktu SD aku lumayan berprestasi, karena dari kelas 1 sampai kelas 6 aku peringkat 1. Saat aku duduk di kelas 4, aku mulai diikutkan di berbagai perlombaan untuk mewakili sekolahku. Namun, hanya beberapa perlombaan yang membawa hasil menggembirakan. Inilah lomba-lomba yang masih ku ingat.

1. Lomba Siswa Teladan se-Kecamatan
Ini lomba pertama, aku adalah peserta pertama yang masuk 10 besar. Namun sayang, aku tidak bisa ke final. Kalah telak di semi final.
2. Qiro'at Se Kecamatan (Belum juara juga)
3. Cerdas Cermat Qur'an Se Kecamatan
Lagi-lagi aku gugur di semi final, alias hanya sampai sepuluh besar.
4. Lomba Melukis se-Kecamatan
Cukup menggembirakan, aku juara 2 dengan lukisan gunung dan hutan. Masih teringat jelas, karena lantaran ini, aku bisa mewakili kecamatanku untuk maju ke Kabupaten.
5. 2 Kali Lomba Melukis se-Kabupaten
Dengan bimbingan pak Dakir, aku berhasil mendapatkan juara harapan 7. Walaupun cuma harapan, beliu sudah bisa tersenyum lebar bangga terhadapkau. Karena latihan yang sangat minim.
6. Lomba Olimpiade Matematika
Inilah satu-satunya piala yang berhasil kutinggal di SD Tercintaku. Di lomba ini aku berhasil masuk final dan membawa piala juara 3. Cukup senang walau juara 3. Karena aku sempat menjadi peserta terbaik di penyisihan.

Itulah berbagai lomba yang aku ikuti, aku lupa lomba apalagi yang aku ikuti.

Masa SMP
Setelah lulus SD, aku melanjutkan ke SMP Negeri 2 Nganjuk. Sekolah favorit setelah SMP Negeri 1 Nganjuk sampai saat ini. Di sana aku merasa paling bodoh, di sana banyak sekali rivalku dari kecamatan yang kebetulan lebih pandai jauh di atasku. Ya sudahlah, aku jalani seperti biasa tanpa prestasi apa-apa. Berawal dari sebuah iseng, mewakili kelasku untuk lomba Cerdas Cermat Qur'an(CCQ) antar kelas, tak kusangka kelasku berhasil menjadi juara 1. Dimana aku adalah salah satu bagian dari tim itu. Berawal dari situ, namaku mulai dikenal oleh guru-guru agama.

Naik kelas 2, ini sebuah keberuntungan dan musibah besar lolos masuk kelas unggulan. Beruntung sekali bisa menyisihkan ratusan siswa yang ikut seleksi kelas unggulan. Musibah besar bertemu anak-anak yang jauh lebih pandai dariku. Lagi-lagi aku merasa paling bodoh sendiri. Kenyataannya memang seperti itu.

Jauh berbeda saat SD, aku hanya mewakili sekolah untuk lomba CCQ saja. Karena di kelas unggulan terdapat banyak siswa yang sangat jauh lebih pandai dariku. Alhamdulillah aku 3 kali mewakili sekolahku dalam lomba CCQ ini. 2 kali kalah dan 1 kali menang. Perbandingan yang tak begitu buruk.

Di lomba CCQ yang terakhir aku dan tim berhasil menang telak di 9 besar. Kami mendapatkan poin tertinggi, namun di final kami hanya mampu menjadi Juara 2. Karena rival kami6 adalah santri pondok, sedangkan kami tak mengenal bangku pondok sama sekali. Cukup membanggakan, karena kata guru agamaku, ini piala pertama di bidang CCQ di SMP Negeri 2 Nganjuk. Sungguh luar biasa menurutku. Kemarin sempat bertemu guru agama pembimbingku, beliau sempat bilang kalau setelah tim kami, belum ada lagi yang berhasil membawa Piala CCQ lagi di SMPN 2 Nganjuk.

Itu piala pertama dan terakhir yang kutinggal di SMPN 2 Nganjuk.

Masa SMK
Lagi-lagi aku merasa paling bodoh sendiri di SMK Terfavorit di Kabupaten Nganjuk ini. Aku cukup beruntung di terima di SMK Negeri 1 Nganjuk. Aku mengambil jurusan TKJ alias Teknik Komputer dan Jaringan. Saat itu aku asal pilih jurusan, karena jujur aku tak paham profil tiap-tiap jurusan waktu itu.

Yang payah menurutku adalah masa SMK ini, aku tak berhasil meninggalkan Piala di bidang akademis sama sekali. Walaupun aku sempat peringkat 1 di semeter 1 dan 2. Dan sempat mendapatkan peringkat 1 Paralel di semester 4, ini tak mengantarkanku untuk mewakili sekolah sama sekali. Karena itu, aku tetap merasa paling bodoh.

Ditemani sepeda mini butut, aku menghabiskan 3 tahun masa SMKku Setiap pagi walaupun usianya sudah tua, kupaksa kukayuh menempuh jarak 4 km setiap harinya. Walaupun kadang aku juga sempat telat ke sekolah. Aku tetap bersyukur, karena aku tetap bisa sekolah.

Sad Ending
SMP dan SMK di sekolah favorit, tak menjaminku bisa diterima di PTN. Aku mencoba peruntungan mendaftar di berbagai PTN. Lagi-lagi tidak diterima. Ikut PMDK pun juga tidak diterima. Saat itu aku sangat terpuruk, karena banyak temanku yang bisa masuk ke PTN. Mungkin karena aku terlalu bodoh. Payah, tetapi iniah awal perjalanan gila dimulai.

Karir
Tak sama dengan teman-teman lulusan SMKku, kebanyakan mereka memilih untuk merantau ke kota, pulau bahkan ke negeri seberang. Aku hanya bisa diam di rumah, aku tak bisa meminta uang sku orang tuaku untuk merantau. Itu Prinsipku, aku tak bisa memberi aku tak akan meminta. Tak mungkin aku merantau dengan uang hasil jual kambing orang tuaku, tak mungkin juga aku merantau dengan uang hutangan. So, berbekal sepeda ontel, akhirnya aku menjadi seorang penjaga warnet. Lagi-lagi aku ditemani sepeda mini merah kusamku. Tak apa, ini perjuangan.

Jaga warnet hampir setahun
Hampir setahun aku jaga warnet, walaupun hanya digaji 250rb, aku tetap bersyukur. Karena setidaknya ilmu yang kupelajari di SMK tidak mati. Troubleshooting LAN dan PC masih tetap bermanfaat. Hampir setahun jaga warnet, aku begitu dipercaya bosku. Bahkan aku mau dikuliahkan. But, karena aku mau dikuliahkan, akhirnya aku memutuskan untuk berhenti dari situ.

Loh? Kenapa malah keluar? Aku ndak ingin kuliah bukan dari keringatku sendiri. Biarlah lontang-lantung dulu tak masalah. Ketinggalan juga tak masalah, yang penting aku kuliah dengan jerih payahku sendiri.

Jadi Teknisi
Keluar dari warnet, aku melamar menjadi seorang teknisi di sebuah toko komputer. Setalah lulus tes, akhirnya aku diterima di situ. Aku berfikir gaji teknisi itu lumayan, ternyata gaji pokok cuma 350rb saja. Tetap bersyukur, karena di tempat ini aku mendapatkan banyak ilmu. Aku ditempatkan di bagian printer. Padahal aku tidak punya bakat service printer sama sekali, seusai training 7 hari, aku dilepaskan untuk menempati ruangan printer dan menjadi teknisi printer amatir. Ditemani koneksi internet, saat ada masalah internet yang menjawab. Karena memang aku belum bakat. Namun, lambat laun aku terbiasa dengan masalah printer yang itu-itu saja. Boleh dibilang aku adalah spesialis printer, hehe. Puluhan bahkan ratusan printer yang berhasil kurusak, hehe. Alhamdulillah, bertambah lagi ilmuku.

Jaga warnet lagi
Aku tak lama jadi teknisi, mungkin cuma 5 bulan saja. Itu dikarenakan aku mau kuliah, tabunganku kurasa sudah cukup untuk daftar di kampus swasta di kota Kediri. Setelah lulus seleksi dari kampus tersebut, aku memutuskan resign dari toko komputer itu. Karena tidak bisa disambi kuliah. Aku tak bisa nganggur akhirnya jaga warnet lagi, tapi kali ini jaga warnet temanku sendiri untuk sampingan kuliah.Merasa capek kerja di Nganjuk dan kuliah di Kediri, akhirnya aku resign lagi.

Jadi teknisi lagi
Setelah menjadi alumni penjaga warnet, akhirnya aku memutuskan untuk menjadi teknisi di sebuah toko komputer timurnya Sri Ratu. Yang paling menyenangkan adalah lokasi kerja yang tidak jauh dari kampus. Jadi tidak terlalu capek. Sudah 1,5 tahun aku bekerja di sini. Waktu paling lama bekerja dalam sejarah. Namun, bulan oktober aku sudah tidak bekerja lagi di sini. Aku sudah pamitan awal september lalu, hehe.

Mau kemana?
Hatimuuu.... ich lebay. Bercanda. Aku hanya ingin fokus kuliah lagi, jujur semester 1-4 sudah begitu hancur. Mungkin dengan nganggur kuliah bisa sedikit lancar dan membaik, Aamiiin...

Bersambung...

9 komentar:

  1. Mas Thoib, waw... inspirasi banget tulisan ini. Dari masa kelahiran, kecil sampai masa sekarang diceritakan dengan gamblang-lancar.

    Serru banget mendengarkan cerita mas,.. ini memberikan aku sebuah pelajaran akan arti penting sebuah makna, perjuangan hidup dan kebersyukuran.
    Terimakasih banyak mas, tulisan ini sangat bermanfaat.

    http://ngeblok-asyik.blogspot.com/

    BalasHapus
  2. wah, menginspirasi banget ceritanya.
    perjalanan onlinenya gak sekalian tuh... :)

    sebenarnya gak jauh dari perjalanan ane, bedanya ane bukan anak yang rajin alias males. :v dan ane selalu milih bangku pojok dan jarang memperhatikan saat diterangkan :v tapi hasil raport selalu rata2, malah boleh dibilang diatas rata2 saat sd sampe smk :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. onlinenya blm apa2 mas, masih blm pantas diceritakan

      Hapus
  3. Aku gurung moco mam ..

    Gak popo kan ?

    BalasHapus

Tinggalkan komentar Anda setelah Anda membaca tulisan saya. Anda bebas menggandakan artikel dari blog ini asal tuliskan tautan balik blog ini.Terima kasih atas kunjungan teman-teman.