Kamis, 17 November 2016

Ulang Tahun: Pencapaian, Resolusi dan Renungan

Kemaren (17/11/16), usiaku sudah 24 tahun. Enggak ada yang istimewa di usia ini. Hilal jodoh juga belum nampak. Yang ada adalah kompleksitas masalah yang kuhadapi di usia ini kian rumit. Dari masalah kuliah hingga urusan kerjaan yang kian rumit. Tidak lagi memikirkan 1 orang, tapi memikirkan banyak orang. Di kesempatan ini aku pengen membahas pencapaian, resolusi dan renungan di hari ulang tahunku ini. Dengan harapan di tahun berikutnya aku bisa menjadi orang yang lebih baik lagi.

Pencapaian

Tidak banyak hal yang kucapai di usia ini, namun beberapa target (dunia) sudah dapat kucapai tanpa kusadari dengan sendirinya. Mereka adalah:

$10,000/month. Dulu aku pernah mempunyai mimpi itu, aku pikir itu adalah hal yang sangat mustahil. Tapi seiring berjalannya waktu, Alhamdulillah Allah membukakan jalan itu, jalan yang enggak pernah kuduga. Tepatnya bulan Agustus kemaren aku berhasil meraih penghasilan itu hingga bulan ini. Syukur yang luar biasa atas karunia nikmat yang luar biasa ini.

Bikin Kantor. Yap, aku pengen bikin kantor yang disitu bisa digunakan bareng2 oleh teman2 yang ingin belajar bareng2 masalah internet marketing, Alhamdulillah tahun ini udah tercapai. Enggak besar, namun cukup untuk tiduran di lantai bersama 15 orang. Yang terpenting bisa ngumpul rutin untuk sukses bareng2. Setidaknya tiap hari ada aktifitas di kantor ini, entah ngobrolin project atau sebagai pelarian karena dirumah ditanyain nikah mulu.

S2. Aku pernah berfikir untuk lanjut S2, ya Alhamdulillah di tahun ini aku diberi kesempatan untuk melanjutkan perjalananku menuntuk ilmu di Jogjakarta. Semoga aku dikuatkan agar nanti bisa menyerap ilmu yang disampaikan dan bisa lulus tepat waktu.

Enggak banyak yang kucapai tahun ini, karena enggak banyak lagi yang ingin kukejar.

Resolusi

Ada beberapa resolusi di usiaku yang udah hampir seperempat abad ini, mereka adalah:

Yang pertama tentunya aku ingin segera mempunyai teman hidup (baca istri) agar aku punya motivasi yang lebih kuat untuk terus hidup dan berjuang. Enggak muluk2 yang penting solikhah, walaupun cantik enggak masalah :v.

Selanjutnya aku pengen besarin basecamp, bikin network yang bisa handel banyak orang, bisa membantu banyak orang. Ini sedang kugarap, semoga tahun depan bisa selesai dan mengudara.

Enggak banyak resolusiku, udah 2 itu saja.

Renungan

Aku sering merenung, hal apa yang bisa kulakukan dengan ilmu yang kumiliki ini. Aku ingin lebih banyak bermanfaat untuk orang lain. Semoga Allah segera membukakan jalanku untuk lebih bermanfaat untuk orang lain. Aamiiin...

Selasa, 15 November 2016

Kakak Terbaik

Seorang wanita kelahiran 87, gendhut namun tetap manis. Dikaruniai seorang putri yang begitu cantik dengan lesung pipit di pipinya. Itulah kakakku, musuh berantemku dikala aku masih kecil hingga aku SMP. Tepatnya aku kehilangan teman duel ketika kakakku ini memutuskan untuk merantau ke negeri seberang setelah dia lulus SMK.



Semenjak kepergiannya ke negeri seberang aku yang notabene anak kedua menjadi seperti anak pertama, menjadi sok pengatur pada kedua adikku. Sepulangnya dari negeri seberang penampilannya berubah derastis. Dulu yang masih kumel, cupu berubah menjadi wanita yang begitu cantik dan langsing. Berbeda dengan sekarang, setelah menikah kini menjadi padat penuh berisi namun tetap manis karena lesung pipitnya.

Cukuplah kubahas tentang fisiknya. Sekarang aku kepengen bahas sifatnya. Kakakku ini berbeda 360 derajat dengan diriku. Ada yang bilang aku begitu kalem dan penyabar dan berbeda sekali dengan kakakku yang kaku dan kadang mudah disulut api amarah. Melihat keluarga atau adiknya dilecehkan atau direndahkan orang, begitu mudahnya dia emosi. Mungkin itu jiwa kakak yang notabene ingin menjadi pelindung bagi adik-adiknya.

Aku sangat mengerti dibalik sifat kaku kerasnya terdapat hati yang begitu tulus mencintai keluarga dan adik-adiknya. Aku sangat merasakan itu. Sekalipun dulu ketika kecil aku hampir tiap hari menangis oleh cakaran kukunya karena berantem adalah rutinitas pada kala itu. Aku sangat yakin hatinya begitu lembut dan begitu tulus untuk keluarga. Aku sangat merasakan itu ketika dia mulai berkeluarga dan kita tak lagi serumah. Aku selalu merindukannya.

Jarak fisik kita mungkin sangat jauh, namun hati kita mungkin sudah terhubung. Kadang ketika hati ini sedang rindu, dia tiba-tiba menelepon adiknya ini. Mungkin dia juga merasakan hal yang sama. Ikatan batin yang kuat antara adik dan kakak. Kadang ketika adiknya sedang galau, tiba-tiba dia muncul di telepon membuat suasana menjadi ceria. Tak pernah kulihat beban di wajahnya ketika aku bertemu dan bercanda ria. Padahal aku sangat tahu masalah yang sedang dihadapinya enggak kecil.

Semoga Allah selalu menjagamu wahai kakak terbaikku.