Kamis (8/12), setelah presentasi Design UI Smart Birth, aku izin pulang untuk bergegas bersiap diri berangkat ke Semarang. Sampai di kos aku langsung packing dan sarapan. Bercelana biru berkaos oblong merah tanpa mandi aku bergegas berangkat ke Terminal Jombor di antar teman kos untuk mencari bis jurusan Semarang. Satu satunya alternatif transportasi publik dari Jogja ke Semarang adalah bis. Sudah kucek di aplikasi kereta api, tak ada kereta Jogja - Semarang.
Sampai di terminal sudah ada bis Ramayana jurusan Semarang yang ngetem menunggu keberangkatan. Segera kubeli tiket seharga 45 ribu dan masuk ke dalam bis. Aku mendapat kursi nomor 6, di sampingku sudah ada cewek dari sekolah pramugari. Terjadi obrolan singkat dan renyah selama perjalanan ke Semarang. Inilah yang kusuka ketika naik transportasi publik, selalu ada perbincangan di dalam perjalanan.
Setelah kurang lebih 3 jam perjalanan, aku sampai di Sukun - Banyumanik. Aku sudah janjian dengan seorang teman di Semarang. Dia bilang agar aku turun di Sukun, kemudian dia yang akan nyamperin di Sukun. Setelah menunggu kurang lebih 30 menit - an, temanku datang. Mungkin gegara jalanan yang begitu macet waktu itu. Baru berjalan beberapa km sudah disambut hujan, akhirnya kita putusin untuk mampir ke mushola sekaligus jama'-qoshor sholat dzuhur yang kutinggalkan ketika perjalanan tadi.
Hujan sudah mulai reda, dan kami melanjutkan perjalanan ke Lawang Sewu. Kurang lebih 15 menit kami sudah berada di loket Lawang Sewu. Aku sedikit penasaran dengan Lawang Sewu ini, karena setiap teman yang berkunjung ke Semarang pasti pamer foto Lawang Sewu. Dasar akunya nggak begitu jago motret, aku cuma punya beberapa foto Lawang Sewu yang mungkin angle nya juga kurang pas.
Foto yang seharusnya vintage, ditanganku terlihat biasa biasa saja yak. Emang dasar aku bukan potograper. Yang penting ada dokumentasi lah. Setelah puas jalan di Lawang Sewu, destinasi selanjutnya adalah Kota Lama yang lokasinya nggak jauh dari Lawang Sewu. Ini potret Kota Lama yang berhasil kujepret. Nggak bagus juga angle nya.
Lebih tepatnya salah angle, nggak mewakili kota tua sama sekali soalnya, cuman motret gereja aja. :D. Jangan tanya fotoku mana, nggak ada sama sekali, lebih tepatnya pada hancur hasil jepretannya. Entah partner yang fotoin aku juga nggak bakat atau emang aku yang nggak potojenik. Sekian yak catatan singkat tentang Bis Ramayana, Lawang Sewu dan Kota Lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan komentar Anda setelah Anda membaca tulisan saya. Anda bebas menggandakan artikel dari blog ini asal tuliskan tautan balik blog ini.Terima kasih atas kunjungan teman-teman.